Beranda » Sejarah » Kompas “Legenda Pasukan Komando”
click image to preview activate zoom

Kompas “Legenda Pasukan Komando”

Rp 72.000
Stok Tersedia (1)
Kategori Sejarah
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan lebih cepat! FAST ORDER
Bagikan ke

Kompas “Legenda Pasukan Komando”

  • Penerbit: Penerbit Buku Kompas
  • Penulis: Bob H. Hernoto, M.B.A , Hendri F. Isnaeni
  • ISBN: 978-602-412-227-0
  • Deskripsi Fisik: 232 Halaman
  • Cover: Soft
  • Tahun Penerbitan: 2017

 

Kompas “Legenda Pasukan Komando”


Kisah legendaris seorang prajurit komando berkaki satu yang tetap mengabdi di Angkatan Darat dan kemudian menjadi intel andal: Agus Hernoto.

Sebagai anggota Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Agus memimpin Operasi Banteng dalam rangka pembebasan Irian Barat. Kaki kirinya diamputasi karena tertembak tentara Belanda. Kendati masih dapat menjalankan tugas dengan baik dia dikeluarkan  dari RPKAD karena invalid (cacat). Atasan langsung sekaligus sahabatnya, Benny Moerdan memprotes kebijakan Komandan RPKAD itu. Akibatnya, Agus dan Benny dikeluarkan dari RPKAD.

Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Sukarno. Sedangkan Benny pindah ke Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Agus dan Benny kemudian bergabung dengan Operasi Khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto. Di Kopassus, Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny. Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui Agus sehingga ada ungkapan bahwa “Agus itu Opsus. Opsus itu Agus.”

Setelah mendapat testimoni akan keberanian Agus dari tentara Belanda yang menawannya, pemerintah memberikan penghargaan Bintang Sakti kepada Agus. Tak banyak prajurit yang mendapatkan penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap yang luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus adalah salah satunya.

Mau kemana? gertak Sersan Agus Hernoto sambil menodongkan senapannya ke wajah Letnan II Benny Moerdani yang tidak tahu permasalahannya (hlm. 17).

Tentara Belanda terus mengejar dan mengepung sisa pasukan yang dipimpin oleh Agus. Sungguh nahas nasib Agus, timah panas menembus kaki kirinya. Pecahan granat pun tertancap di punggung kanannya. Agus tersungkur. Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di tengah situasi kritis itu, Agus memilih jalannya sendiri (hlm. 67).

Panglima ABRI Jenderal TNI Benny Moerdani disertai asistennya Mahatma Dewanata menjenguk Agus. Agus bergurau kepada Mahatma, “Sombong ya. Hebat kamu sekarang ikut rombongan Pangab” Agus berbisik kepada Mahatma, “Eh, bilang sama Benny, belikan aku mobil BMW.” Mobil BMW warna silver datang sehari setelah Agus wafat pada 4 September 1984 (hlm 103).

Tags: ,

Kompas “Legenda Pasukan Komando”

Berat 217 gram
Kondisi Baru
Dilihat 879 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: