Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Dimas
● online
Dimas
● online
Halo, perkenalkan saya Dimas
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Biografi » Narasi “Max Havelaar: Multatuli”
click image to preview activate zoom

Narasi “Max Havelaar: Multatuli”

Rp 75.000
Stok Tersedia (2)
Kategori Biografi
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan lebih cepat! FAST ORDER
Bagikan ke

Narasi “Max Havelaar: Multatuli”

  • Penerbit : Penerbit Narasi
  • Penulis : Max Havelaar
  • ISBN : 978-979-168-088-2
  • Deskripsi Fisik : 396 Halaman. 23 cm
  • Cover : Soft
  • Tahun Penerbitan : 2008

Narasi “Max Havelaar: Multatuli”

“Nak, jika mereka memberitahumu bahwa aku adalah bajingan yang tidak memiliki keberanian melakukan keadilan…, bahwa banyak ibu yang meninggal karena kesalahanku., ketika mereka berkata bahwa ayah melalaikan tugas yang telah mencuri berkah dalam kepalamu., oh, Max, Max, beritahu mereka betapa menderitanya aku!” (Multatuli)

Multatuli merupakan nama samaran dari Eduard Douwes Dekker. Dia adalah anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada 1840. Tahun 1842 la meminta untuk dipindahkan ke Sumatra Barat. Di tahun yang sama pula, ia dipindahkan ke Natal, Sumatra Utara, untuk bertugas sebagai Kontelir. Baru setelah itu, dirinya ditugaskan di wilayah Lebak, Banten.

Selama bertugas sebagai perpanjangan tangan kolonial Belanda, Eduard Douwes Dekker justru menolak tegas model pemerintahan Belanda. Ke tidakadilan, perampasan, serta penjajahan merupakan titik awal dari kritik dan penolakannya. Seorang Eduard Douwes Dekker jauh lebih memalingkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan, serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi di Hindia-Belanda, terutama di wilayah yang pernah menjadi tempatnya bertugas.

Buku ini ditulis Multatuli di sebuah losmen yang disewanya di Belgia, pada musim dingin tahun 1859. Tulisannya merupakan kritik tajam yang telah “membuka” sebagian besar mata publik dunia, tentang betapa perihnya arti dari sebuah penindasan (kolonialisme). Dengan sebuah keyakinan yang ter
manifestasikan dalam ungkapan, “Ya, aku bakal dibaca“, Multatuli berjuang menghadirkan sebuah mahakarya sastra yang patut menjadi pelajaran bagi seluruh bangsa.

Narasi “Max Havelaar: Multatuli”

Berat 393 gram
Kondisi Baru
Dilihat 3.487 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: